(korek_ angkatan 11 _ 2008 _manja)
Waktu itu hujan
rintik-rintik, aku berteduh dibawah atapnya (ha ha ha kayak lagu jadul ye?).
Tapi memang cerita ini akan dimulai pada saat hujan rintik-rintik di pagi yang
benar-benar pagi. Angin pantai berhembus meniup lembut pipi yang basah kuyup
kena tetesan air yang jatuh dari langit. Malam itu malam keramat di bulan
desember.
“bangun-bangun”
suara kakak-kakak dengan tampang sangar membahana membangunkan aku dan tiga
orang teman yang kala itu tidur di satu atap biru denganku. Mataku ku kucek
–kucek, lantai masih basah sama persis dengan saat aku beranjak tidur tadi. Aku
melihat jam tanganku yang bercahaya dikala malam “em masih jam 12 lewat”
gumamku dalam hati. Tapi apa boleh dibuat kuturuti saja apa mau para pendekar
berwajah sangar itu.
“ambil lilinnye dengan korek apinye, kumpulkan
sekalian” tambah mereka memastikan kami benar-benar terjaga.
Batang kelapa
yang tinggi menjulang pun melambaikan tangannye sambil bilang “hati-hati di
jalan ye”. Bisa bayangkan betapa heningya malam itu. Hanya suara rintik hujan
dan suara degupan jantung yang terdengar di telinga, kaki gemetar dengan tangan
kepanasan terkena lelehan lilin yang tak ingin bersahabat menerangi jalan.
“Di depan sana
kalian akan bertemu dengan pos-pos yang ada panitiannya” selalu aku ingat pesan
itu di telingaku, “pasti ada panitia jangan takut” suara hatiku menguatkan
langkah kaki. Benar saja, setumpuk bayangan hitam kelihatan dari kejauhan
mengerlipkan cahaya sentar.
Kalian harus,
wajib, kudu, mesti tahu malam itu pertama kalinya aku menginjakan kakiku di
kuburan orang yang sama sekali tidak aku kenal, bukan hanya satu tapi puluhan.
Namanya pemakaman muslim pantai gosong. Memang gila aku berani dan dipaksa
berani ngubek-ngubek pemakaman cuma buat nyari kain ungu yang diselipkan di
kuburang yang baru digali tadi pagi. GILA >_<
Itu pengantar
dari cerita intinya kawan. Intinya aku akan menceritakan kelahiran aku beserta
namaku di keluargaku yang luar biasa ini. Kalian udah dapet suasana angker yang
aku rasakan dipagi itu?. Udah pastinya, semua angkatan sebelumku juga pernah
merasakan suasana romantis itu.
Semua anak yang
terlahir di keluarga ini memiliki nama panggilan yang sangat luar biasa manis,
mereka menyebutnya panggilan kesayangan. Nama-nama itu tercipta karena kejadian
aneh yang mereka ciptakan, keceplosan kata aneh dari mulut mungil kami, atau
lagi isengnya panitia aja.
Area makam yang
ramai itu berhasil aku lalui dan kain keramat itu juga berhasil aku dapatkan.
Saatnya perjalanan menuju pos terakhir, tanah lapang dari tempat aku berdiri
sudah terdengan suara deburan air, angin yang membelai pipi juga agak sedikit
berbeda ditemani belaian air hujan disekujur badan.
Langkah ku
perlambat, lilin bergoyang tanpa henti, seniorku bilang di lapangan ini banyak
kejadian yang tak perlu aku ceritakan. Sujut sukur, akhirnya sampai juga ke
peraduan terakhir ups salah tempat pengaduan nasib terakhir. Ini pos lima kawan
banyak yang sudah menanti di sini. “nama kamu siapa?” tanya seorang senior
padaku “eni kak” jawabku cepat sambil bibir bergetar. “nama lapangan?” “belum
ade kak” “mulai sekarang nama kau lembut jak, tapi manggelnye mbut, paham?”
paham kak.
Sambil ditanyai
macam macam aku yang sudah mendapatkan nama lembut yang konon katanya
diberikan kepadaku karena suaraku yang
lembut (belum tahu die) oleh kak gepeng menghangatkan diri dengan meniupkan
kedua tangan ke arah mulut. Dan tiba-tiba seorang senior perempuan, emak dari
semua emak, yang paling aku takuti menyergahku “kau ngape? Ngorek idong ke,
sempat sempatnye lagi ditanya me senior ngorek idong” sepertinya sambil melotot
tapi aku tak bisa melihat wajah beliou karena gelap. “ndak kak, sejuk” jawabku
sigap. “udah, ubah jak name kau nie bagos benar gak lembut, sekarang name kau KOREK”.
Gledarrrrrr,,,,,, diiringi sura petir di ujung langit sana, seperti kutukan
malin kundang panggilan kesayanganku aku dapatkan dan kekal abadi sampai
kapanpun mereka menjumpaiku.
TAMAT
Buat yang terkasih teman-teman satu
perjuangan Diksar 25-29 Desember 2008. Iin (rewel), Ita (lulop), Yumi (ribot),
Yani (lembek), Emi (sengot), Daresanti (sepat), Sya sar (boncel), Memet (lekar)
dan hamdi (Gelap) terimakasih kenangannya dan buat para senior yang sangat LUAR
BIASA ( I LOVE YOU )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar