Selasa, 11 Desember 2012

KOREK ^_^

-->
(korek_ angkatan 11 _ 2008 _manja)

Waktu itu hujan rintik-rintik, aku berteduh dibawah atapnya (ha ha ha kayak lagu jadul ye?). Tapi memang cerita ini akan dimulai pada saat hujan rintik-rintik di pagi yang benar-benar pagi. Angin pantai berhembus meniup lembut pipi yang basah kuyup kena tetesan air yang jatuh dari langit. Malam itu malam keramat di bulan desember.
“bangun-bangun” suara kakak-kakak dengan tampang sangar membahana membangunkan aku dan tiga orang teman yang kala itu tidur di satu atap biru denganku. Mataku ku kucek –kucek, lantai masih basah sama persis dengan saat aku beranjak tidur tadi. Aku melihat jam tanganku yang bercahaya dikala malam “em masih jam 12 lewat” gumamku dalam hati. Tapi apa boleh dibuat kuturuti saja apa mau para pendekar berwajah sangar itu.
 “ambil lilinnye dengan korek apinye, kumpulkan sekalian” tambah mereka memastikan kami benar-benar terjaga.
Batang kelapa yang tinggi menjulang pun melambaikan tangannye sambil bilang “hati-hati di jalan ye”. Bisa bayangkan betapa heningya malam itu. Hanya suara rintik hujan dan suara degupan jantung yang terdengar di telinga, kaki gemetar dengan tangan kepanasan terkena lelehan lilin yang tak ingin bersahabat menerangi jalan.
“Di depan sana kalian akan bertemu dengan pos-pos yang ada panitiannya” selalu aku ingat pesan itu di telingaku, “pasti ada panitia jangan takut” suara hatiku menguatkan langkah kaki. Benar saja, setumpuk bayangan hitam kelihatan dari kejauhan mengerlipkan cahaya sentar.
Kalian harus, wajib, kudu, mesti tahu malam itu pertama kalinya aku menginjakan kakiku di kuburan orang yang sama sekali tidak aku kenal, bukan hanya satu tapi puluhan. Namanya pemakaman muslim pantai gosong. Memang gila aku berani dan dipaksa berani ngubek-ngubek pemakaman cuma buat nyari kain ungu yang diselipkan di kuburang yang baru digali tadi pagi. GILA >_<
Itu pengantar dari cerita intinya kawan. Intinya aku akan menceritakan kelahiran aku beserta namaku di keluargaku yang luar biasa ini. Kalian udah dapet suasana angker yang aku rasakan dipagi itu?. Udah pastinya, semua angkatan sebelumku juga pernah merasakan suasana romantis itu.
Semua anak yang terlahir di keluarga ini memiliki nama panggilan yang sangat luar biasa manis, mereka menyebutnya panggilan kesayangan. Nama-nama itu tercipta karena kejadian aneh yang mereka ciptakan, keceplosan kata aneh dari mulut mungil kami, atau lagi isengnya panitia aja.
Area makam yang ramai itu berhasil aku lalui dan kain keramat itu juga berhasil aku dapatkan. Saatnya perjalanan menuju pos terakhir, tanah lapang dari tempat aku berdiri sudah terdengan suara deburan air, angin yang membelai pipi juga agak sedikit berbeda ditemani belaian air hujan disekujur badan.
Langkah ku perlambat, lilin bergoyang tanpa henti, seniorku bilang di lapangan ini banyak kejadian yang tak perlu aku ceritakan. Sujut sukur, akhirnya sampai juga ke peraduan terakhir ups salah tempat pengaduan nasib terakhir. Ini pos lima kawan banyak yang sudah menanti di sini. “nama kamu siapa?” tanya seorang senior padaku “eni kak” jawabku cepat sambil bibir bergetar. “nama lapangan?” “belum ade kak” “mulai sekarang nama kau lembut jak, tapi manggelnye mbut, paham?” paham kak.
Sambil ditanyai macam macam aku yang sudah mendapatkan nama lembut yang konon katanya diberikan  kepadaku karena suaraku yang lembut (belum tahu die) oleh kak gepeng menghangatkan diri dengan meniupkan kedua tangan ke arah mulut. Dan tiba-tiba seorang senior perempuan, emak dari semua emak, yang paling aku takuti menyergahku “kau ngape? Ngorek idong ke, sempat sempatnye lagi ditanya me senior ngorek idong” sepertinya sambil melotot tapi aku tak bisa melihat wajah beliou karena gelap. “ndak kak, sejuk” jawabku sigap. “udah, ubah jak name kau nie bagos benar gak lembut, sekarang name kau KOREK”. Gledarrrrrr,,,,,, diiringi sura petir di ujung langit sana, seperti kutukan malin kundang panggilan kesayanganku aku dapatkan dan kekal abadi sampai kapanpun mereka menjumpaiku.

TAMAT
Buat yang terkasih teman-teman satu perjuangan Diksar 25-29 Desember 2008. Iin (rewel), Ita (lulop), Yumi (ribot), Yani (lembek), Emi (sengot), Daresanti (sepat), Sya sar (boncel), Memet (lekar) dan hamdi (Gelap) terimakasih kenangannya dan buat para senior yang sangat LUAR BIASA ( I LOVE YOU )   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selintas

kadang kata-kata tak bisa mengungkap segalannya,,,,
namun lewat tulisan kadang orang bisa salah faham,,,
hem,,,,, mau menjadi diri yang berbeda juga bisa lewat tulisan ^_^
Berubah

Hujan

Hujan
hujan Dibawah cahaya MAtahari