Minggu, 22 April 2012

Ratu Kalajengking


Ratu Kalajengking
Pernah menjadi korban kegilaan teman dan menjalaninya dengan pasrah? Sepertinya jarang yang mau pasrah. Tapi aku polos, pasrah tanpa paksaan. Masih kental di ingatanku bahwa kami pernah menampilkan tarian teatrikal memperingati hari kebangkitan Nasional yang dirangkai bersaam dengan kegiatan Gebyar KBM (keluarga besar mahasiswa) STAIN Pontianak. Kami menampilkan tarian ini pada saat acara penutupan, yang beberapa hari sebelumnya aku juga terlibat dalam acara pembukaan dengan menampilkan tarian japin rebana dengan manis.
Setelah dua hari latihan tibalah saatnya hari H, sore yang cukup mendung untuk kegiatan penutupan ini. Tapi jangan khawatin acara ini diadakan di dalam ruangan dan jikapun hari tetap hujan kita tidak akan ditimpa air keroyokan itu. Sorenya semua cruw pun bersiap sedia. Setelah mandi, sholat mahgrip dan berpakaian serba hitam. Para penari yang jumlahnya mungkin mencapai 20 orang ini didandani habis-hadisan. Penampilan dengan bertemakan kebangkitan ini menampilkan tarian kolosan para Zombi yang bangkit untuk cita-cita mereka yang belum terkabul pada kehidupan sebelumnya.
Zhombi, kenapa harus zhombi yang bangkit. Itu masih tanda Tanya buatku. Dengan gerakan patah-patah khas mayat hidup menarikan sebuah gerakan yang sarat akan makna dan dirangkaikan dengan pembacaan puisi yang berjudul bangkit. Bangkit, ya memangsih zombie itu mayat yang berhasil bangkit kembali. Tapi apa hubungannya????
Persetan dengan hubungan zombie dengan hari kebangkitan nasional. Yang perlu kami garis bawahi adalah scenario ini wajib kami jalankan dengan baik. Dengan penghayatan yang penampilan dan performance yang maksimal. Jadilah keseluruhan penari di dandani khas zombie.
Aku masih sangat ingat siapa yang menjadi peƱata riasku malam itu. Dengan polosnya aku menyodorkan wajahku yang sudah didempul hingga pucat untuk dirias oleh si tukang dekor ruangan pengantin yang sudah ternama. Ada beberapa temanku yang sudah selesai dengan dandanannya sendiri. pipi codet kiri kanan, ada yang menggambar tulang ikan di pipi, gambar love dan beberapa gambar yang memang tak ada hubungannya dengan si mayat hidup tadi.
Kini saatnya aku. Pasrah dengan mata terpejam dan tidak boleh melihat kaca. Tangannya mulai melukis di wajahku, pertama membuat pola kemudia dengan pasti digambarnya wajahku dengan gambar sebuah binatang yang akrab dengan keangkeran KALAJENGKING. Aku tak tahu apa yang diperbincangkan teman-temanku pada saat aku menutup mata, aku hanya pasrah “ini hanya untuk malam ini.
 
Dan setelah membuka mata aku hanya bisa berdecak kaget. Entah apa yang telah di perbuatnya. Ada yang berdecak kagum dengan hasil dekorasinya itu, ada yang mentertawakanku karena mau menjadi bahan eksperimen pendekor gila ini dan bagi aku sendiri ini sangat memuaskan untuk menampilkan sesuatu yang maksimal.
Penampilan kami berjalan sesuai rencana, kami duduk untuk menikmati pembagian hadiah akan lomba-lomba yang telah sanggar kami menangkan. Aku dengan santainya maju untuk mengambil piala juara II yang kami dapatkan pada perlombaan Volly mereka meneriakiku dengan sebutan nama ratu kalajengking. Malam ini total dan semenjak itu dipostinglah foto ku oleh kak lusi di facebook dan resmilah aku dipanggil Scorpion Quin. Terima kasih untuk kenangan manisnya Pendekor gila Rudi Sumarno.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selintas

kadang kata-kata tak bisa mengungkap segalannya,,,,
namun lewat tulisan kadang orang bisa salah faham,,,
hem,,,,, mau menjadi diri yang berbeda juga bisa lewat tulisan ^_^
Berubah

Hujan

Hujan
hujan Dibawah cahaya MAtahari