Anak Yatim dan Polisi
Hari
ini aku mendapat sebuah cerita lucu dari salah satu atasan bank Indonesia
Kalimantan Barat yang saya lupa namanya, tapi isi dari cerita ini bisa saya ingat
dengan baik. Begini ceritanya
Ada seorang
anak yatim yang berdoa kepada Tuhannya dengan sunggu-sungguh, disetip do’anya
dia meminta agar tuhan kiranya bisa memberikannya uang sebesar Rp 5.000.000
entah akan dipergunakan untuk apa uang itu. Lambat laun karena do’anya tadi
tidak dikabulkan oleh tuhannya, anak tadi merubah cara memohonnya “baik lah
tuhan, kalau kau tidak mendengar do’akun mungkin suratku akan kau baca” ujar
anak itu.
Kemudia anak
itu menulis sebuah surat yang indah tentang sebuah permohonan yang tentunya isinya sama dengan apa yang
selalu ia panjatkan dalam do’a.
Tuhan,
engkau maha mendengar walaupun do’aku belum kau kabulkan mungkin engkau lupa,
surat ini datang untuk mengingatkan mu bahwa aku selalu berdo’a padamu. Aku meminta
uang sebesar Rp 5.000.000 ya Tuhan
Setelah
suratnya selesai, anak itu bingung karena tidak memiliki uang untuk membeli
prangko agar bisa mengirim surat itu, akhirnya dia pergi ke kantor polisi untuk
minta bantuan. “pak Polisi saya ingin mengirim surt, tapi saya tidak punya uang
untuk membeli prangko, bisakah bapak menolong saya?” kata anak itu dengan
polos. Kemudian anak itu meninggalkan suratnya dengan polisi baik itu.
Pak polisi
yang baik hati itupun dengan heran membaca judul surat itu, “untuk Tuhan”. Setelah
selesai membaca surat yang berisi permohonan uang itu polisi baik tadi
tersentuh. Kemudian beliau mengumpulkan teman-teman sesama polisinya untuk
patungan mengumpulkan uang untuk anak tadi. Setelah dihitung-hitung ternyata
jumlah yang diperoleh polisi baik tadi hanya Rp 2.000.000. kemudian uang tadi
dimasukan dalam amplop oleh polisi baik tadi. Beliau pun memanggil anak tadi
untuk memberikan amplop tadi.
Setelah
anak tadi menerima amplop dari polisi tadi, dia segera pulang untuk membuka
amplop tadi. Dan setelah dibuka anak itu hanya menjumpai uang sejumlah Rp.
2.000.000 anak itupun langsung mengadu kepada tuhannya.
“Ya
Tunah, terimakasih atas pemberianmu, tapi Tunah Lain kali Uangnya Jangan
dititipkan pada polisi ya, karena yang ku terima hanya Rp. 2.000.000”
Mari
kita ambil Hikmah dari cerita ini, karena opini publik terhadap polisi makain
hari semakin jelek maka stigma yang berkembang di masyarakat juga semakin parah.
Begitu sulitnya mengubah stigma yang membuat perbuatan baikpun tak berarti
apa-apa karena stigma tadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar