Sabtu, 26 April 2014

Mengubah stigma itu sulit



Anak Yatim dan Polisi


Hari ini aku mendapat sebuah cerita lucu dari salah satu atasan bank Indonesia Kalimantan Barat yang saya lupa namanya, tapi isi dari cerita ini bisa saya ingat dengan baik. Begini ceritanya
Ada seorang anak yatim yang berdoa kepada Tuhannya dengan sunggu-sungguh, disetip do’anya dia meminta agar tuhan kiranya bisa memberikannya uang sebesar Rp 5.000.000 entah akan dipergunakan untuk apa uang itu. Lambat laun karena do’anya tadi tidak dikabulkan oleh tuhannya, anak tadi merubah cara memohonnya “baik lah tuhan, kalau kau tidak mendengar do’akun mungkin suratku akan kau baca” ujar anak itu.
Kemudia anak itu menulis sebuah surat yang indah tentang sebuah permohonan  yang tentunya isinya sama dengan apa yang selalu ia panjatkan dalam do’a.

Tuhan, engkau maha mendengar walaupun do’aku belum kau kabulkan mungkin engkau lupa, surat ini datang untuk mengingatkan mu bahwa aku selalu berdo’a padamu. Aku meminta uang sebesar Rp 5.000.000 ya Tuhan

Setelah suratnya selesai, anak itu bingung karena tidak memiliki uang untuk membeli prangko agar bisa mengirim surat itu, akhirnya dia pergi ke kantor polisi untuk minta bantuan. “pak Polisi saya ingin mengirim surt, tapi saya tidak punya uang untuk membeli prangko, bisakah bapak menolong saya?” kata anak itu dengan polos. Kemudian anak itu meninggalkan suratnya dengan polisi baik itu.
Pak polisi yang baik hati itupun dengan heran membaca judul surat itu, “untuk Tuhan”. Setelah selesai membaca surat yang berisi permohonan uang itu polisi baik tadi tersentuh. Kemudian beliau mengumpulkan teman-teman sesama polisinya untuk patungan mengumpulkan uang untuk anak tadi. Setelah dihitung-hitung ternyata jumlah yang diperoleh polisi baik tadi hanya Rp 2.000.000. kemudian uang tadi dimasukan dalam amplop oleh polisi baik tadi. Beliau pun memanggil anak tadi untuk memberikan amplop tadi.
Setelah anak tadi menerima amplop dari polisi tadi, dia segera pulang untuk membuka amplop tadi. Dan setelah dibuka anak itu hanya menjumpai uang sejumlah Rp. 2.000.000 anak itupun langsung mengadu kepada tuhannya.

“Ya Tunah, terimakasih atas pemberianmu, tapi Tunah Lain kali Uangnya Jangan dititipkan pada polisi ya, karena yang ku terima hanya Rp. 2.000.000”

Mari kita ambil Hikmah dari cerita ini, karena opini publik terhadap polisi makain hari semakin jelek maka stigma yang berkembang di masyarakat juga semakin parah. Begitu sulitnya mengubah stigma yang membuat perbuatan baikpun tak berarti apa-apa karena stigma tadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selintas

kadang kata-kata tak bisa mengungkap segalannya,,,,
namun lewat tulisan kadang orang bisa salah faham,,,
hem,,,,, mau menjadi diri yang berbeda juga bisa lewat tulisan ^_^
Berubah

Hujan

Hujan
hujan Dibawah cahaya MAtahari