Selasa tanggal 6 maret 2012, anak DKD Kalimantan barat kembali diajak buat nongkrongin bioskop buat nonton film-film yang memiliki nilai pendidikan tinggi. Film ini film kedua yang kami tonton bersama, setelah sebelumnya kami menyaksikan “Hafalan Sholat Delisha” pada tanggal 25 Desember 2011 kemaren.
“Negri 5 menara” film yang membuat kami senang, sedih, tertawa terbahak-bahak, bahkan sampai bercucuran air mata. Film ini juga membuat kami sedikit bertepuk dada sebagai anggota PRAMUKA. Hehehe,,,, baru pertama saja barisan penggalang melewati keramaian murid-murit baru Al-Madani, lalu soal ke tiga ujian masuk Al-Madani menanyakan tentang jamboree dunia, dan para jurnalis al-madani juga membahas tentang jamboree yang akan diadakan berikutnya. Wah bangga deh pramuka juga merupakan bagian dari Film Ini.
Satu kalimat yang mendebarkan hatiku, saat sang ustat pertama kali meyakinkan hati para murid baru untuk menjalani hari-hari mereka di pondok pesantren yang aku yakin akan sangat sulit dan berliku. Dengan pedang tumpul dan sebongkah kayu sang ustad meyakinkan “bukan hanya pedang tajam saja yang bisa memotong kayu tapi siapa yang sungguh sungguh. “Man Jadda Wa Jada”
Film inspiratif, tentang persahabatan Sahibbul menara (pemilik menara) yang berjumlah 6 orang yang berikrar di bawah menara Al-Madani untuk menjelajahi dunia yang mereka impikan masing-masing “Negri 5 Menara”
Selamat menjadi orang-orang yang berhasil seperti Sahibull Menara dengan Man Jadda Wa Jada
Man jadda wa jadda.........
BalasHapusMantap juga nih...
BalasHapusSaya sempat mereview tentang film ini, dari sudut pandang berbeda. Silakan kunjungi saya di:
http://dreamsforlives.wordpress.com/2012/03/05/negeri-5-menara-makna-yang-hilang/
Salam Berbagi :)