Kereta
Pukul 11
malam sampai di Kwarda Jawa Timur, Titik Kumpul kami, selanjutnya Tolong
ijinkan kami Istirahat sejenak setidaknya untuk sholat isya berjamaah
>_<, setelah sholat isya, ganti baju, packing ulang barang kelompok dan
langsung menuju Terminal surabaya untuk mendapatkam bus terakhir. Harga tiket
malam ini adalah Rp 25.000/orng.
Depan Kwarda
Hai
puncak Para Dewa tidak boleh dimulai dengan muka masam, bangun-bangun kau akan
menjadi bagian dari para dewa itu dan para dewa memiliki sikap dan sifat yang
luar biasa. Jadi kembalilah seperti Eni yang biasa, eni yang semangatnya
menggebu-gebu, Eni yang periang dan pema’af ^_^
Jam 02.00
dini hari tanggal 10 desember 2013 kami sampai di terminal ArjoSari “selamat
Datang Di Kota Malang” begitu teriaku dalam hati, tapi penatnya badan tanpa istirahat
dari berangkat tak bisa dipungkiri, sedikit kelimpungan dengan fisik.
Malaikat
berikutnya abang Syahrul, dari tanah Lombok membantu mencarikan akomodasi
menuju tumpang. Diperjalanan abang syahrul banyak ngasi wejangan buat para
pendaki yang gila seperti kami, modal nekat walaupun fisik kurang oke tapi
semangat gak bisa dilawan.
Jam 06.00
pagi sampai di rumah mbak Nur, salah satu basecamp yang ada di tumpang, tempat
menampung para pendaki yang mau naik dan yang baru turun. Di tumpang ini kami
melengkapkan semua persyaratan naik seperti Surat Keterangan dokter, Matrai,
Fotocopy KTP, dan semua perlengkapan pendakian yang belum lengkap.
Di sini
ini kami bertemu dengan rombongan yang akan naik bersama kami, 5 orang anak
Perkapalan yang sudah tiba sehari sebelumnya , 3 orang anak jogja dan kami
sendiri ber 6 tiba dihari yang sama. Mbak nur sudah menyiapkan truk untuk kami
dengan ongkos Rp 35.000/ orang. Wah mas syahrul bilang semua harga akomodasi di
sini jadi pada naik semua gara-gara film 5 Cm. Jip yang semula bisa Rp
45.000/orang jadi Rp 120.000-140.000/orang wah wah.
Antara Bromo dan mahameru
Jam 09.00
berangkat, Truk ini dikemudikan oleh mas wahyu yang lumayan lucu. Mbak Nur
bilang warga tumpang kalau punnya rezeky pasti bagi-bagi, mereka buat
perjanjian jika orang itu yang mengantar naik maka dia tidak boleh menjemput
turun, Kekeuargaan yang baik bukan?. Mas wahyu membawa kami sarapan tak jauh
dari tumpang satu porsi sepuas saya hanya Rp 8.000.
Wahhhhhh
Subhanallah sepanjang jalan mulut tak berhenti mengucap nama Sang Empunya semua
keindahan ini, Kiri jurang Kanan gunung, melompat lagi ke depan Perkebunan
sayur terbentang Cantik, Bromo dan Semeru Bersebrangan,,, aaaahhhhh tak bisa
diucapkan dengan kata-kata. Kami disambut dengan suguhan luar biasa.
Jam 11.00
kami sampai di Ranu Pane posko pendaftaran, semua berkas kami serahkan di sini,
mereka melakukan semua pendataan barang-barang bawaan kami di sini, segala
macam batre, botol minum juga ditanyakan jumlahnya. Keren ^_^
Gapura
Ma’af
tuhan kami menduakan mu, rencana hati ingin bersantai sambil menunggu sholat
zuhur tapi ,,,,,, yang lain sudah meminta cepat,,, ahhhhhhh,,,, >_< jam
11.30 kami langsung masuk jalur pendakian jalan hanya ber 6. Meninggalkan anak
jogja yang menanti sholat, dan didahului anak perkapalan yang mengejar kali
mati.
Kami bawa
ikan paus, banana boat juga hahaha, jalan gak bisa cepet jadi banyak
berhentinya, faham sih, makanya kami harus banyak kerja sama,,,,,, melewati 3
posko kecil dan setelah kemalaman dan kehujanan di jalan, jam 08.00 malam kami
sampai di surganya Semeru, tapi keindahan surga belum terlihat kalau malam. Sayang
sekali saudara,,,,, oh ya disini kami
dijemput sama temen-temen perkapalan, mereka baik banget.
Lagi
sibuk bergulat dengan dingin dan buat makan malam anak perkapalan itu
mendatangi tenda dan minta bantuan buat bawa turun temannya yang lagi sakit.
Setelah ditanyaain akhirnya langsung kuliatin kondisinya, rupanya hanya
kelelahan dan kedinginan biasa, tak lama ku tangani dan dihangatkan oleh
teman-temannya dia pun membaik,,,,, kami kembali makannnnnnn,,,,,, tenda kami
dekat dengan anak jogja.
Pagi Ranu Kumbolo
Pagi Ranu
kumbolo sangat menusuk tulang, Sholat subuh menyentuh air sambil gemetaran,
anehnya ada yang mandi subuh-subuh hahaha, ntar deh diceritain orangnya. Pagi
masak buat sarapan, kemas-kemas tenda, foto-foto sebentar jam 09.00 kami naik
lagi menuju Kali mati.
Eit tak
akan melewatkan tanjakan cinta kan? Aku sebut nama ibuku di situ aku bilang aku
cinta ibu. Mereka memanggilkun dari bawah, sengaja tak menoleh bukan berarti
menyebut dan mengingat pujaan hati tapi sedang ingin membuktikan kepada diri
sendiri kalau aku bisa melewatinya tanpa menoleh. Hahaha mereka menggodaku
dengan foto-foto :P
Hujan Astronot
Sepanjang
perjalanan hari ini kami diguyur hujan, untung saja ada mantel astronot, lain
kali bawa payung aja lah. Ya ampun sepanjang jalan ini kayaknya yang aku ingat
Cuma lagu oplosan, sampai hafal diluar kepala makasih buat tu mas-mas buat
perjalanan terasa ringan dan nyantai banget. Haduh gak asik ne kali ini menuju
kali mati mencar abis jalannya, aku lho Cuma berdua di titik terakhir, melewati
angkernya kalimati juga, gak bawa kameraaaa. Baik lah akhirnya jam 3 sore kami
sampai di posko kali mati bersama rintik air hujan. Sudah disambut sama
teman-teman yang baru turun. Asiiiikkkk banyak temen. Kalain mau tau? Baru
pertama kali aku kenalan dengan orang dengan bangga sekali menyebutklan nama
lapangan ku. Saya “korek” mereka anak mapala gabungan dari satu Indonesia,
mereka abis ada kegiatan di ambon dan bersama menuju puncak para dewa.
Posko Kalimati
Menceritakan
posko kalimati hanya satu kata “DINGIN” menusuk tulanggggggg, badan basah,
packingan gak bener, coverbag melorot yang bawa tas gak bener ne,,,, hehehe
jadinya tetap satu kata itu aja. Abis makan dan sholat kami langsung tidur
karena jan 11 kami langsung naik mengingat kami bawa paus hahaha.
Ini yang
sangat luar biasa menuju puncak para dewa personil bertambah, rombongan mas
pras dkk bersatu total jumlah 18 orang. Berbaur dalam satu lingkaran do’a
bersama orang-orang luar biasa membuat aku merinding bangga. Akhirnya malam ini
datang juga malam 11-12-13 sebentar lagi akan bergulir ke pagi 12-12-13. Kami
berhitung, memastikan jumlah orang, belumada satupun dari kami yang sudah
menyentuh puncak para dewa, jalur masih belum ada yang tahu, tapi kami yakin
pada Restu Tuhan Untuk malam ini.
Jalur
Luar biasa menanjak, “ini belum seberapa, diatas nanti kita akan merangkak’
ujar mas pras. Arcopoda terlewati, lagi-lagi kami melintasi in memoriam
teman-teman yang sudah mendahului bisa karena hipo, salah jalur, masuk jurang,
badai dan penyebab lainnya,
Menuju Puncak para Dewa
Keberuntungan
sedang tidak bersama kami, sepanjang jalan kabut melanda, gumpalan awan tebal
menabrak kami, sama halnya dengan hujan lebat, menggigil, kami tidak semuanya
membawa mantel akhirnya tak jauh dari puncak bayangan aku memutuskan untuk
menyerah, aku tak berani lagi memaksakan diriku untuk terus, aku sadar kalau
aku alergi dingin dan dingin ini sudah keterlaluan, takut merepotkan banyak
orang akhirnya aku menyerah dan memilih untuk turun. Sebelum turun aku kibarkan
bendera gudepu di 200 meter terakhir.
12-12-13
sebagian dari kami sampai Puncak Para dewa, aku belum Tapi suatu saat akan ku
balas kekalahanku ^_^. Ini Luar biasa, tak akan ada yang bisa menggambarkan
secara gamblang dengan kata-kata betapa betapanya puncak para dewa itu. Sayang
sekali tak ada yang melihat samudra di atas awan yang ada hanya kabut tebal dan
pandangan 10 meter kedepan. Ingin tahu silahkan coba sendiri
Masih di
hari yang sama jam 03.00 sore kami kembali ke Ranu Kumbolo, meninggalkan
kalimati dengan sejuta kenangan kabut dan angan-angan puncak para dewa. Kami
tiba di ranu kumbolo pada pukul 06.30 malam, mendirikan tenda dan makan malam.
Hari ini giliranku yang masak dan malam ini kami mendapat hadiah Gulai kambing
dari pendaki lain yang baru tiba sore ini. Malam ini masih dingin tapi kami
mulai kebal dengan udara dingin.
Team 18
Pagi yang
sangat cerah membawa sinar mentari 13-12-13 bersama semangat baru, kami sudah
jauh lebih akrab, lebih seperjuanag lagi, mulai mengenal lebih jauh,
membubuhkan tanda tangan disemua baju, meninggalkan secuil kenangan untuk
dibawa pulang ke tempat masing-masing.
Hari ini
total 20 pendaki puncak para dewa, pulang bersamaan melewati jalur yang berbeda
jalur eyek-eyek yang jauh lebih menantang, asik banget, jalur yang menyuguhkan
banyak keindahan, padang bunga, bukit hujau, lembah menawan, dan juga pedesaan
dengan suguhan perkebunan sayur. Luar biasaaaaa
3676 mdpl
(meter diatas permukaan laut) yang luar biasa bersama angka 10,11,12 dan 13
bulan Desember 2013, 20 pendaki Istimewa. Terima kasih kado Ulang Tahunnya Tuhan
^_^ Nikmatmu tak terbendung,,,,, Perjalanan membuatku tambah dewasa, berfikir
jauh lebih lapang, Lebih bisa mengontrol emosi, dan jauh lebih bisa memahami
orang lain.
Satu
lagi, kenapa semeru/mahameru disebut sebagai puncak para dewa? Karena gunung
ini merupakan gunung tertinggi di tanah jawa dan penjelasan dari mas pras
mengatakan “kita adalah para dewa dengan mental baja yang menempati puncak
abadi para dewa dengan semangat pantang menyerah dari kita”