Ini untuk KITA bukan “aku”, “kamu” atau “dia”.
Sahabat, lebih seringnya lagi kami menyebutnya dengan sebutan saudara. Saudara yang bukan seperti saudara pada umumya, ikatan persaudaraan ini begitu kental melebihi ikatan darah. Bagi kami yang berada dalam lingkaran ini, hangat persaudaraan begitu kental, tentram aman dan nyaman, menghiasi hari-hari kami saat kami bersama. Kami adalah anggota Gerakan Pramuka di GUDEP 04.079-04.080 Syarif Hidayatullah Yang berpangkalan di STAIN Pontianak, ya,,, organisasi ini yang menyatukan darah kami. Namaku Eni Desiyani tapi jika dilapangan aku lebih dikenal dengan nama Korek, setiap nama lapangan yang kami sandang memiliki makna atau sejarah tersendiri, setiap nama yang diberi akan mengingatkan kami pada suatu kejadian tepatnya kekeliruan atau keceplosan yang pernah terlontar dari mulut kami. Aku tak ingin membahas lebih lanjut mengenai nama lapanganku itu, cukup aku, saudaraku dan nanti akan ku ceritakan pada anak cucuku sebagai hiburan di hari tua. Disini aku akan menceritakan tentang asik dan uniknya perayaan ulang tahun GUDEP kami yang ke-11.
Aku termasuk angkatan muda saat itu, yaitu tepat angkatan ke 11, perayaan ulang tahun kami selalu kami rayakan dengan kesederhanaan dan kebersamaan. Kebersamaan itulah kata yang paling ditekankan oleh senior-senior kami terdahulu. Kebersamaan kami sering membuat orang iri, karena apapun yang kami miliki walaupun itu sedikit kami usahakan sebisannya semua dapat merasakannya. Kebersamaan yang pastinya akan kami ingat sampai kapanpun adalah kebersamaan saat kami makan bersama, kami bukan suku primitiv, kami juga bukannya tidak mampu untuk membeli peralatan makan. Tapi inilah kebiasaan kami, makan dalam satu wadah yaitu dalam lembaran daun pisang. Walaupun makan seadannya, ritual ini selalu membuat apa yang kami makan lebih terasa nikmat.
Dua tahun merasakan persaudaraan ini, membuatku sadar akan pertingnya berbagi, merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, sedih dan senang kami lalui bersama. Kami memiliki tempat bernaung yang sangat indah, walau tidak semegah istana raja tapi istana kami ini lebih dari cukup untuk menampung kami dengan kehangatannya dan kesediaannya untuk menaungi kami dengan segala kisah yang telah terukir didalamnya. Istana ini kami sebut dengan Sanggar, di sini tempat kami berkreasi, menuangkan segala ide-ide gila kami, merencanakan petualangan-petualang hebat yang akan jadi sejarah untuk kami, dan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan semua terencana dalam gubuk indah ini. Istana ini akan tetap jadi istana di hati kami, walau nanti dia tak punya kekuatan lagi untuk berdiri kokoh dan tak mampu lagi menampung kisah-kisah kami berikutnya.
Tanggal 29 September merupakan tanggal peringatan itu, segala kesibukan dan persiapan sudah memadati hari kami seminggu sebelumnya. Mulai dari menyebar undangan, dekorasi, konsumsi dan yang tak kalah menyibukan adalah menyiapkan pertukaran kado yang perdana kami lakukan di tahun ini. Ulang tahun akan lebih semarak dengan adanya kado. kado itu sudah mempunyai ketentuan harga yaitu berkisar antara 5.000 hingga 10.000, jika difikirkan apa yang didapatkan dari uang 10.000? tapi itulah kesederhanaan kami, bukan barangnya yang kami nilai tapi ketulusan dan moment yang membuat kado itu bernilai istimewa. Kado itu harus rahasia tidak ada yang boleh mengetahuinya selain Aini, dia yang diberikan tanggung jawab untuk menjaga kerahasiaan si pemilik kado. Banyak peristiwa yang menggelikan saat mempersiapkan kado tersebut. Aku dan kak lusi pergi berdua walaupun kami sudah tahu bahwa kado yang kami miliki tidak boleh diketahui orang lain. Kami berpisah saat memasuki toko.
“ Kak, Eni ke kanan, kakak ke kiri ya?” kataku sambil meringis sambil membayangkan. Apa jadinya jika ada yang tahu kami berada dalam satu toko untuk memperoleh kado rahasia itu.
“ Sip” sahut kak lusi sambil mengendap-endap agar tak terlihat olehku.
“ Yes, dapat” huh, bayangkan betapa susahnya mendapatkan barang dengan harga segitu di toko perhak pernik yang lumayan mewah ini. Sambil mengendap-endap dan mengintai di kiri dan kanan aku berjalan menuju kasir dan meminta pelayan toko untuk segera membungkusnya.
“ Huft aman” aku menenangkan diri.
Sesampainya kami di sanggar untuk menyerahkan kado itu, kami melihat kertas kado berwarna kuning berserakan di ruang inventaris, kami yakin milik siapa itu karena yang kami tahu hanya ada dua orang pecinta warna kuning dikeluarga kami yaitu kak heri dan kak ali,. Aku dan yang lainnya lalu menjadikan ini sebagai bahan ledekkan untuk beberapa saat.
“ Katahuan, pasti yang bungkusnya warna kuning punya kak heri dan kak ali, ya kan?” sambil melirik ke arah mereka berdua yang saling pandang dan tersenyum simpul.
“Susssssssssstttttt, jangan kasi tahu siapa-siapa, kan ini rahasia” ancam mereka.
Sekarang kado-kado yang terpajang rapi itu tak seutuhnya rahasia lagi, karena kami selalu usil mencari tahu sendiri siapa pemilik kado tersebut walaupun hanya dengan menebak.
###
Malam yang dinantipun tiba jam 19.30 setelah sholat isa kami sudah siap dengan seragam coklat muda coklat tua yang membuat siapapun yang memakainya akan terlihat gagah.
“Hidangan Sip” laporan terkini dari tim konsumsi. Dengan makanan khas perayaan yaitu nasi tumpeng yang sudah terhidang di meja siap untuk dipancung oleh KAMABIGUS (ketua majelis pembimbing gugus depan) kami.
“Dekorasi sip” laporang dari tim dekor, dengan tangan-tangan terampil mereka ruangan AULA yang sangat sederhana itu terlihat sangat meriah, dengan balon-balon yang berisikan doorprise bergantungan di langit-langit ruangan, yang oleh sekali gunting balon-balon itu akan berluncuran ke bawah dengan sendirinya dan mereka siap untuk menjadi rebutan para tamu undangan. Kemudia di sudut kiri dan kanan sudah terpampang meja cantik sebagai tempat kado-kado kami yang menanti pemiliknya. Dan di dinding tertempel manis ketupat harapan yang menampung kritik dan saran para tamu yang hadir. Kak Rudi, kak Sihin dan teman-temannyalah yang memiliki tangan-tangan terampil itu.
Tamu-tamu mulai berdatangan, aku ikut menyambut kedatangan para sesepuh dan rekan-rekan seperjuangan kami. Bahagia sekali, di hari ulang tahun kami ini banyak orang-orang yang sangat kami harapkan kedatangannya hadir, Termasuk para alumni.
###
Acara dimulai, aku sangat dek-dekan karena kali ini aku dipercayakan menjadi pemain di balik layar untuk menyiapkan film dokumentasi untuk hiburan saat para tamu menyantap hidangan. Di sini aku dibimbing oleh tehknisi handal yaitu kak Herianto dan kak Alimuddin, aku mendapat keahlian baru disini. Kelancaran acara juga tergantung pada kami orang-orang dibalik layar.
Dari balik layar aku melihat KAMABIGUS kami memotong tali dan balaon-balon menari dengan indah di atas tangan-tangan geram yang berebutan ingin meraihnya. Keceriaan dan gelak tawapun terdengar lepas, dan disini aku melihat KAMABIGUS kami ternyata tidak sungkan untuk ikut mencari balon tersebut. Ini kejutan untuk kami, KAMABIGUS ada ditengah-tengah kami, ini kali pertamanya beliau sendiri yang menghadiri kegiatan kami, tahukah kalian? ini menjadi pelengkap kebahagiaan kami pada malam ini. Dengan aba-aba dari panitia para tamupun memecahkan balon mereka masing-masing. Warna-warni potongan kertas yang ada di dalam balonpun berhamburan menghiasi ruangan.
“ Saya memang selalu tidak beruntung jika mengikuti doorprise seperti ini” awal pidato beliau. Serempak kami tertawa mendengarnya.
Kami senang bisa berbagi kebahagiaan dengan para tamu di hari yang sangat membahagiakan bagi kami ini.
###
Setelah para tamu pulang, acara kamipun dimulai, acara yang kami tunggu tunggu yaitu evaluasi tahunan dan yang pastinya diakhiri dengan cabut undi kado. Di sinilah biasannya kami bergiliran mengungkapkan apa saja yang ingin diungkapkan mengenai perjalanan kami selama setahun terakhir, tak terpungkiri disaat-saat inilah air mata banyak tercurahkan, saat kami melihat lagi perjalanan kami yang penuh rintangan dan betapa banyaknya pelajaran hidup yang kami terima. Didahului oleh ketua dewan putra kak alimudin dan ketua dewan putri kak nia mengungkapkan unek-unek mereka. Setelah itu satu persatu berpindah pada kami secara bergiliran.
Setelah bertangis-tangis ria, mengungkapkan unek-unek yang ada, mengingat kembali kebahagiaan yang pernah dilalui bersama, dan betapa beratnya ujian yang diterima, kami sangat merasa lega. Tenang seperti memulai dari titik awal usia dengan semangat baru kami memulai perjalanan lagi dengan senyuman. Kamipun bergiliran mengambil kupon yang di dalamnya tertulis angka dari masing-masing kado yang ada di depan mata. Tiba pada giliranku, aku mendapatkan kado yang bernomer 15 aku beranjak dan mulai mencarinya diatas meja.
“Dapat” sambil meraih kado berbungkus warna coklat. Lalu aku masuk lagi dalam lingkaran kami.
“ Aduh beratnya kado ini, apa isinya?” seruku pada kak tia yang saat itu ada di sebelahku.
“ He’eh ye berat, cie,,,, enaklah” sindirnya sambil memegang kadoku.
Setelah semua mendapatkan kadonya, kami membukanya satu persatu dimulai dari yang mendapat no pertama. Tiba pada giliranku, tak sabar aku membukanya. Ternyata aku mendapatkan kado yang lucu.
“Pantasan berat, rupanya ada ikan beserta air-airnya” celetukku, aula itupun penuh dengan gelak tertawa. Ternyata ada anak yang kreatif menaruh gantungan kunci ikan di dalam botol air mineral yang dihiasi dengan potongan pelastik warna warni. Itu hadiah pertamaku dalam perayaan ulang tahun ini. Sampai saat ini aku belum tahu siapa pemilik kado itu, dan akupun tidak ingin mencari tahu, biarlah ini tetap menjadi rahasia.
Kado terindah yang ku dapat adalah memiliki kalian disisiku, sebagai penyemangat hariku. Aku, kamu, dan dia akan belajar dari lidi, jika kita bersama beban apapun akan terasa ringan.
KITA tetap akan menjadi kita, tak akan pernah berubah menjadi AKU, KAMU atau DIA. Saat aku dalam kesusahan ada KITA yang membantuku menghadapi semua kesusahanku. Begitu juga dengan kamu dan dia. Walau KITA suatu saat tidak bersama lagi tapi Masih akan selalu ada cerita KITA yang akan menemani KITA hingga tua.
Terima kasih untuk semua cerita KITA yang telah KITA ukir bersama, SELAMAT ULANG TAHUN semuannya. Semoga KITA bisa menggapai apa yang KITA cita-citakan, di tempat ini semoga KITA mendapatkan bekal yang cukup untuk masa depan KITA.
Senyum-senyum itu kembali berkembang. Tetap saling menguatkan dan saling mengingatkan. Untuk persaudaraan. ^_^
SEKIAN